
Di dalam Al Qur’an diterangkan bahwa sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu merupakan sarana utama menuju kebahagiaan abadi. Ilmu merupakan pondasi utama sebelum berkata-kata dan berbuat. Dengan ilmu, manusia dapat memiliki peradaban dan kebudayaan. Dengan ilmu, manusia dapat memperoleh kehidupan dunia, dan dengan ilmu pula, manusia menggapai kehidupan akhirat.
Baik atau buruknya suatu ilmu, bukan karena ilmunya, melainkan karena niat dan tujuan si pemiliki ilmu. Ibarat pisau, tergantung siapa yang memilikinya. Jika pisau dimiliki oleh orang jahat, maka pisau itu bisa digunakan untuk membunuh, merampok atau mencuri. Tetapi jika dimiliki oleh orang baik, maka pisau itu bisa digunakan untuk memotong hewan qurban, mengiris bawang atau membelah ikan.
Di bawah ini merupakan metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmu, agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dan mendapat barokah dari Allah
1. Awali dengan niat yang benar, baik dan ikhlas. Niatkan bahwa mencari/menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa ilmu yang dimiliki akan digunakan untuk kebaikan, bukan untuk mengejar dunia semata. Niatkan bahwa dengan ilmu tersebut, kita berjuang di jalan Allah. Memohonlah kepada Allah agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dunia-akhirat. Memohonlah kepada Allah agar kita terhindar dari ilmu/ajaran sesat dan menyesatkan.
2. Selalu minta restu dan ridho orangtua. Mintalah dengan kerendahan hati dan santun kepada orangtua untuk mendoakan agar kita selamat dunia-akhirat.
3. Berhati-hati dalam memilih ilmu. Pelajarilah ilmu agama sebagai landasan hidup. Pelajarilah ilmu tentang aqidah, karena aqidah yang benar merupakan pondasi keimanan. Pelajarilah ilmu tentang akhlak, karena akhlak merupakan cermin dari suasana hati. Ingatlah... bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia. Pelajarilah ilmu fiqh agar tata cara ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Pelajarilah ilmu-ilmu duniawi sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan.
4. Belajar kepada guru yang terpercaya akan keilmuannya dan agamanya. Cara ini lebih cepat dan lebih meyakinkan daripada belajar tanpa guru. Dengan belajar kepada guru akan memungkinkan diskusi, tanya-jawab dan timbal-balik antara murid dan guru.
5. Belajar kepada alam. Gunakanlah akal untuk memikirkan alam semesta ini dan kejadian-kejadiannya, dalam rangka meneguhkan/menguatkan keyakinan kita terhadap kekuasaan dan keagunggan Allah.
6. Belajar dari pengalaman dan ujian hidup. Jika hidup dan kehidupan ini kita jalani dengan kesholehan hati, maka setiap pengalaman dan ujian/cobaan dapat kita jadikan pelajaran. Sabar dan rasa syukur kepada Allah merupakan dua aspek penting dalam mengambil atau memetik pelajaran dari pengalaman dan ujian hidup.
Jangan menjadi manusia yang berilmu (pintar) tetapi zolim. Dan jangan pula menjadi manusia yang taat beribadah (sholeh) tapi bodoh. Ilmu tanpa didasari dengan keimanan, maka dengan ilmu tersebut manusia akan berbuat kerusakan dan kezoliman. Iman tanpa didasari dengan ilmu, maka keimanannya bersifat semu, hanya sebuah khayalan dan sugesti belaka, begitupun ibadahnya hanya bersifat ikut-ikutan. Oleh karena itu, raihlah kesuksesan dengan 2 sayap, iman dan ilmu. Insya Allah... kesuksesan yang kita raih bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
Menuntut ilmu tidaklah mudah, tetapi juga tidak sulit. Dalam menuntut ilmu dibutuhkan keyakinan, kesabaran, kesungguhan, dan pengorbanan. Kita harus meyakini bahwa kita pasti bisa memahami suatu ilmu/pelajaran. Kita harus bersabar, karena untuk memahami suatu ilmu sampai tuntas memerlukan waktu yang lama. Kita harus sungguh-sungguh, karena hanya dengan kesungguhan suatu ilmu dapat kita miliki. Kita harus mempunyai jiwa berkorban, karena untuk meraih ilmu perlu tenaga dan biaya.
Beberapa hal yang dapat memperoleh kemudahan dalam menuntut ilmu:
1. taat beribadah, rajin bangun malam untuk sholat tahajud dan tafakur.
2. tidak berbuat maksiat
3. memuliakan/menghormati guru (adab murid kepada guru)
4. memuliakan/menghormati sahabat (adab murid kepada sesama murid)
5. memuliakan/menghormati kitab/buku (adab murid kepada pelajaran)
6. sering bergaul/berdiskusi dengan ulama (memuliakan ulama)
7. membiarkan diri lapar ketika sedang belajar (rajin berpuasa)
Adab murid kepada guru
* menghormati dan memuliakan guru dan keluarganya dengan tulus dan ikhlas
* tunduk dan patuh terhadap semua perintah dan nasihat guru
* jujur dan setia bersama guru
* bersikap rendah hati, lembut dan santun kepada guru
* hendaknya memaafkan guru ketika beliau melakukan suatu kesalahan
* tidak menjelek-jelekan dan tidak memfitnah guru
* tidak menghianati dan tidak menyakiti hati guru
* berusaha melayani guru dengan sebaik-baiknya
* selalu berusaha menyenangkan hati guru
* memanggil guru dengan panggilan yang disukainya
* berusaha menyukai apa yang disukai oleh guru
* membiasakan diri memberikan hadiah kepada guru dan keluarganya sebagai tanda penghormatan kepada mereka
* tidak berjalan di depan guru ketika berjalan bersamanya
* tidak terbahak-bahak di depan guru
* tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan guru
* selalu duduk dalam sikap sopan
* berusaha keras ( jihad ) dan tekad membuat kemajuan bersama guru
Keberhasilan dan kemudahan dalam proses menuntut ilmu terletak pada kelakuan baik (adab) si penuntut ilmu, terutama adab kepada guru. Sayyidina Ali rodhiallu’anhu berkata, "aku ibarat budak dari orang yang mengajarkanku walaupun hanya satu huruf ". Perkataan Ali ini merupakan ungkapan bahwa begitu besar penghormatan beliau kepada guru.
Khalifah Harun Ar Rasyid pernah mengirimkan putranya untuk belajar kepada syekh burhanuddin. Suatu saat, ketika khalifah berkunjung untuk menemui putranya yang sedang belajar, khalifah melihat putranya itu sedang menuangkan air wudhu untuk syekh. Lalu khalifah berkata kepada putranya, "Wahai anakku, kenapa engkau menggunakan tangan kananmu untuk menuangkan air sementara tangan kirimu kau biarkan diam. Gunakanlah kedua tanganmu, yang satu untuk menuangkan air dan yang satu lagi untuk membasuh kaki gurumu." Subhanallah... begitu tegas khalifah mendidik anaknya agar hormat kepada guru.
Adab murid kepada sesama murid
* menghormati dan memuliakan sesama murid dengan tulus dan ikhlas
* hendaknya memberikan nasehat kepada sesama murid dengan kerendahan hati dan bebas dari kesombongan ( amar ma’ruf nahi munkar )
* selalu berbaik sangka kepada sesama murid dan tidak mencari-cari keburukan mereka
* tidak menyakiti hati sesama murid
* hendaknya menerima permintaan maaf sesama murid apabila mereka memintanya
* selalu membantu sesama murid dalam suka maupun duka
* bersikap rendah hati dan santun kepada sesama murid
* tidak meminta menjadi pemimpin mereka, hanya menjadi sesama saudara dengan mereka
* lapang dada dalam perbedaan pendapat yang mungkin terjadi di antara sesama murid
Adab murid kepada pelajaran
* niat yang ikhlas karena Allah ketika memulai belajar
* diniatkan bahwa belajar ( menuntut ilmu ) itu untuk menghilangkan kebodohan diri dan orang lain di lingkungannya
* menghormati dan memuliakan buku pelajaran ( kitab ) dengan tulus dan ikhlas
* menjaga kebersihan dan kerapihan buku pelajaran ( kitab )
* meletakkan buku pelajaran ( kitab ) di tempat yang baik dan terhormat
* tekun dan kontinyu dalam memahami pelajaran ( ilmu )
* membiasakan diri menghafal pelajaran dan menjaga hafalan
* selalu menulis atau mencatat pelajaran ( ilmu ) yang diperoleh
* meneliti sumber dan isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
* bersikap adil terhadap isi pelajaran ( ilmu ) yang ada dalam buku atau kitab
* menjauhkan sifat malu yang berlebihan dalam proses memahami suatu pelajaran atau ilmu
Semoga ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha untuk selalu berbuat baik, memperhatikan adab dan berakhlak mulia. Insya Allah.... ilmu yang kita miliki dapat menyelamatkan kita di kemudian hari. Jika penuntut ilmu tidak memperhatikan bahkan meninggalkan adab dan akhlak, maka amal dan ilmunya tidak akan mendapatkan barokah dari Allah.
Allahu akbar ...!!!
Oleh Ade Nurdiansyah, S.Pd
Selengkapnya...
Sabtu, 28 November 2009
Adab dan Akhlak dalam Menuntut Ilmu
Jumat, 30 Oktober 2009
Peganglah Api Bila Teringatkan Zina

Ada seorang pemuda soleh yang sangat patuh kepada perintah agamanya dan sentiasa menjaga diri daripada segala rupa maksiat dan keburukan,sehingga pada suatu malam terlintas di dalam hatinya hendak berzina dengan seorang gadis jelita kerana terpesona dengan kejelitaannya.
Kebetulan pada ketika itu, disampingnya ada sebuah pelita yang sedang baru dinyalakan untuk menerangi rumah pemuda soleh itu. Maka dia pun terus menajamkan pandangannya kepada api yang sedang bernyala-nyala pada sumbu pelita itu. Kemudian dia berbisik pada dirinya sendiri:
''Engkau mengajak aku melakukan perbuatan terkutuk dengan wanita itu? Baiklah, aku akan letakkan jariku ini di atas sumbu pelita yang menyala itu. Kiranya ia tahu panasnya, nescaya aku akan turutkan kemahuanmu itu.''
Maka pemuda soleh itu pun meletakkan jarinya di atas sumbu tadi. Dan dia cuba menahan diri daripada kepanasannya, sehingga hampir-hampir nyawanya akan tercabut kerana tidak tahan panas yang dideritanya itu. Lalu dia berteriak:
''Wahai diriku,tahniahlah engkau! Rupanya engkau tidak tahan,padahal api dunia itu tersangatlah sejuk berbanding api neraka. Kalau hanya menghadapi api dunia, engkau sudah tidak tahan,apatah lagi menghadapi api neraka yang panasnya berkali-kali ganda lebih dasyat dari api dunia ini."
Lalu orang soleh itu pun berpaling daripada niatnya yang mula-mula tadi. Sejak peristiwa itu hatinya tidak pernah diganggu lagi oleh lintasan buruk seperti itu.
Surah An-nisa,ayat 31:
"Jika kamu menjauhkan dosa-dosa besar yang dilarang kamu melakukannya, Kami akan ampunkan kesalahan-kesalahan (dosa kecil) kamu dan kami akan masukkan kamu ke tempat yang mulia (Syurga)."
Surah Al-Israak,ayat 32:
"Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa kerosakan)."
www.iLuvislam.com
ald kamil
Editor : kasihsayang
Selengkapnya...
Sabtu, 03 Oktober 2009
Mari berpuasa di bulan Syawal
Keutamaan Puasa Enam Hari Di Bulan Syawal
Abu Ayyub Al-Anshari radhiallahu 'anhu meriwayatkan, Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya
dengan(puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia
berpuasa selama satu tahun ."
(HR. Muslim).
Imam Ahmad dan An-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi
shallallahu 'alaihi wasalllam bersabda:
"Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh
bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya)
sebanding dengan(puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa
selama setahun penuh."
( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam "Shahih" mereka.)
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
"Barangsiapa berpuasa Ramadham lantas disambung dengan enam hari di
bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun. "
(HR. Al-Bazzar) (Al Mundziri berkata: "Salah satu sanad yang befiau
miliki adalah shahih.")
Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di
bulan Syawal menyamai pahala puasa satu tahun penuh, karena setiap
hasanah(kebaikan) diganjar sepuluh kali lipatnya, sebagaimana telah
disinggung dalam hadits Tsauban di muka.
Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, di
antaranya :
1. Puasa enam hari di buian Syawal setelah Ramadhan, merupakan
pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.
2. Puasa Syawal dan Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawatib,
berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari
Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan
(dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana
keterangan yang datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di
berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum
muslimin memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan, maka hal itu
membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya
puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang
hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik
setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan: "Pahala'amal kebaikan
adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa
mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain,
maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama.
Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan
lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda
tertolaknya amal yang pertama.
4. Puasa Ramadhan -sebagaimana disebutkan di muka- dapat
mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lain. Orang yang berpuasa
Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya'ldul Fitri yang
merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa
setelah 'Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini.
Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-
dosa.
Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba
atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya
adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Tetapi jika ia malah
menggantinya dengan perbuatan maksiat maka ia termasuk kelompok
orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat
pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka
puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun
sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan
benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai
kembali "(An-Nahl: 92)
5. Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adalah amal-
amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada
Tuhannya pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan
mulia ini, selama ia masih hidup.
Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat
kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan
fi sabilillah lantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit manusia yang
berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa berat,
jenuh dan lama berpuasa Ramadhan.
Barangsiapa merasa demikian maka sulit baginya untuk bersegera
kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali
melaksanakan puasa setelah 'Idul Fitri merupakan bukti kecintaannya
terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosam dan berat apalagi benci.
Seorang Ulama salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh
dalam ibadahnya pada bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu
mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar:
"Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Allah secara benar
kecuali di bulan Ramadhan saja, padahal orang shalih adalah yang
beribadah dengan sungguh-sunggguh di sepanjang tahun."
Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan
memulai membayarnya di bulan Syawal, karena hal itu mempercepat
proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya. Kemudian
dilanjutkan dengan enam hari puasa Syawal, dengan demikian ia telah
melakukan puasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari di bulan
Syawal.
Ketahuilah, amal perbuatan seorang mukmin itu tidak ada batasnya
hingga maut menjemputnya. Allah Ta'ala berfirman :
"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) "
(Al-Hijr: 99)
Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa sunnah serta
sedekah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri
kepada Allah Ta'ala pada bulan Ramadhan adalah disyari'atkan
sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat,
di antaranya; ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat
pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah
(kecintaan) Allah kepada hamba-Nya, sebab terkabulnya doa, demikian
pula sebagai sebab dihapusnya dosa dan dilipatgandakannya pahala
kebaikan dan ditinggikannya kedudukan.
Hanya kepada Allah tempat memohon pertolongan, shalawat dan salam
semoga tercurahkan selalu ke haribaan Nabi, segenap keluarga dan
sahabatnya.
Selengkapnya...
Rabu, 12 Agustus 2009
Jaga Kemerdekaan

Motto: "Janganlah kamu menjadi budak (hamba) seseorang, karena Allah telah
menciptakan kamu dalam keadaan Merdeka." (Mutiara kata dari Amirul Mukminin Saidina Ali bin Abi Thalib k.w.)
Kemerdekaan ataupun kebebasan menurut Islam bila kiranya seseorang, sesuatu bangsa ataupun sesuatu ummat mendapat kemerdekaan ataupun kebebasan dari penjajahan dalam segala bentuk, baik penjajahan lahir ataupun bathin. Manusia Merdeka bebas untuk mengatur diri mereka, tanpa ada kungkungan dari orang lain.
Ummat yang merdeka dapat berfikir dengan bebas apa yang baik dilakukan
untuk diri, bangsa ataupun untuk kepentingan ummat seluruhnya, tanpa
kuatir kepada makhluk yang menghalanginya, tiada yang ditakutinya kecuali
hanya Allah s.w.t.. Segala tindakannya berpandukan al-Quran dan Sunnah Nabi
s.a.w.
Oleh karena itu Islam terlebih dahulu memerdekakan manusia kepada hanya
menyembah Allah s.w.t. yang telah menciptakan dirinya dan alam seluruhnya. Oleh karena itu seseorang itu barulah menjadi Mukmin bila kiranya dalam hatinya terpatri kalimah :"Lailaha illallah wa Muhammadurrasulallah." Tiada tuhan hanya Allah dan Muhammad pesuruhNya.
Allah berfirman yang maksudnya:
"Janganlah kamu adakan Tuhan yang lain bersama Allah. Sungguh aku memberi peringatan yang terang kepadamu dari padaNya."
(Q.S.Azzariyat:51)
Manusia yang merdeka akan melahirkan para pemikir yang baik dan ikhlas, karena dengan kemerdekaan itu dia tidak ragu-ragu untuk memberikan pendapat yang benar dan adil secara ikhlas, dengan mengharapkan semata-mata keredhaan Allah s.w.t.
Manusia Merdeka yang beriman dan bertaqwa kepada Allah s.w.t. akan diberikan petunjuk oleh Allah s.w.t .ke jalan yang terang benderang seperti para Nabi dan Rasul, dan orang-orang Soleh, yang telah menyelamatkan ummat manusia dari jurang kesesatan dan kehancuran.
Ada juga manusia, bangsa atau ummat meskipun lahirnya mereka telah mencapai
Kemerdekaan ratusan tahun, akan tetapi jiwa mereka telah dijajah oleh Hawa Nafsu jahat sehingga yang menjadi Tuhan mereka yang sebenarnya hanyalah Hawa Nafsu, sehingga apa yang dilakukannya akan membawa bencana kepada seluruh Ummat manusia. Mereka berbuat sesuatu tindakan hanya berpandukan Hawa Nafsu, sehingga mereka tidak dapat membedakan antara yang benar dengan yang salah, antara yang baik dengan yang buruk.
Meskipun seluruh dunia mengutuk tindakan yang mereka lakukan, yang telah membawa malapetaka kepada manusia yang tidak bersalah, manusia seperti ini tetap degil dan menganggap diri mereka saja yang benar sebagaimana firman
Allah yang bermaksud:
"Adakah engkau lihat orang yang mengambil hawa nafsunya menjadi Tuhannya dan Allah menyesatkannya, karena mengetahui (kejahatan hatinya) dan mencap (menutup) pendengaran dan mata hatinya dan mengadakan tutupun diatas pemandangannya. Maka siapakah yang akan menunjukinya sesudah Allah? Tidakkah kamu menerima peringatan? (Qur'an. S.Al-Jatsiyah: 23)
Jadi Islam terlebih dahulu memerdekakan Rohaniyah manusia, disamping
membebaskan Jasmaniah manusia. Kedua-duanya perlu (penting) memperoleh
Kemerdekaan.
Jika lahiriyah saja yang merdeka akan tetapi jiwa yang didalamnya yang tak kelihatan seperti pemikiran, perasaan masih dijajah, maka hasilnya nanti hanya akan menguntungkan sipenjajah juga. Oleh karena itu Islam sangat mementinngkan kita hanya semata-mata menyembah Allah s.w.t. bukan makhluk lainnya, yang semua mereka juga diciptakan oleh Allah s.w.t.
Untuk memperoleh Kemerdekaan lahir dan bathin bukanlah mudah. Ia perlulah
diperjuangkan dengan bersungguh-sungguh tanpa berhenti atau menyerah kalah. Tabah menghadapinya dan banyak pengorbanan yang perlu diberikan, ada kalanya perjuangan itu akan berkepanjangan dan mereka yang telah merintisnya terpaksa menjadi korban kezaliman, korban penculikan, korban penganiayaan, korban pembunuhan, dan berbagai korban lainnya.
Meskipun demikian bila datang kebenaran, maka yang bathil akan musnah, keadilan dan kebenaran akan menjelma. Disini saya sertakan sebuah puisi bagi mengenang dan menghargai pengorbanan yang telah diberikan oleh para perintis kemerdekaan, semoga Allah menerima segala amal bakti mereka.
Lihatlah ombak yang menggunung terhempas,
bergulung mengejar,
tetapi....... terhempas lagi.
Sambung menyambung menjangkau pantai,
tak kenal lelah dan tak kenal duka.
Kau segara nan luas,
pemberi semangat kepadaku,
geloramu membuat darahku mendidih.
Kau ibarat Pahlawanku yang berjuang,
berkorban apa saja untuk mencapai Kemerdekaan,
dijalan yang Engkau redhai.
Pahlawanku terus berjuang, ramai yang ditindas, dianiaya dan dibunuh,
engkau gugur shahid kembali kepada Ilahi, mendapat tempat jannatunnaim.
Seperti firmanMu: Sesungguhnya Allah telah membeli daripada Mukminin,
diri mereka dan harta mereka dengan Sorga.
Kami takkan patah, kamipun takkan mundur, patah tumbuh,
hilang berganti.
Kami diciptakan dalam keadaan Merdeka,
Insya Allah kami pertahankan Kemerdekaan,
dengan segala apa anugerah yang telah kami miliki,
menuju Negara yang Adil dan Makmur serta mendapat
ampunan dan keredhaanMu.
sumber ;www.shiar-islam.com
Selengkapnya...
Sabtu, 18 Juli 2009
Anjuran Menuntut Ilmu dalam Islam
Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan. Islam sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Dalam surat Ar-Rahman, Allah menjelaskan bahwa diri-Nya adalah pengajar (‘Allamahu al-Bayan) bagi umat Islam. Dalam agama-agama lain selain Islam kita tidak akan menemukan bahwa wahyu pertama yang diturunkan adalah perintah untuk belajar.
Ayat pertama yang diturunkan Allah adalah Surat Al-‘Alaq, di dalam ayat itu Allah memerintahan kita untuk membaca dan belajar. Allah mengajarkan kita dengan qalam – yang sering kita artikan dengan pena.
Akan tetapi sebenarnya kata qalam juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang yang dapat dipergunakan untuk mentransfer ilmu kepada orang lain. Kata Qalam tidak diletakkan dalam pengertian yang sempit. Sehingga pada setiap zaman kata qalam dapat memiliki arti yang lebih banyak. Seperti pada zaman sekarang, komputer dan segala perangkatnya termasuk internet bisa diartikan sebagai penafsiran kata qalam.
Dalam surat Al-‘Alaq, Allah Swt memerintahkan kita agar menerangkan ilmu. Setelah itu kewajiban kedua adalah mentransfer ilmu tersebut kepada generasi berikutnya. Dalam hal pendidikan, ada dua kesimpulan yang dapat kita ambil dari firman Allah Swt tersebut; yaitu Pertama, kita belajar dan mendapatkan ilmu yang sebanyak-banyaknya. Kedua, berkenaan dengan penelitian yang dalam ayat tersebut digunakan kata qalam yang dapat kita artikan sebagai alat untuk mencatat dan meneliti yang nantinya akan menjadi warisan kita kepada generasi berikutnya.
Dalam ajaran Islam, baik dalam ayat Qur’an maupun hadits, bahwa ilmu pengetahuan paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lain. Bahkan sifat Allah Swt adalah Dia memiliki ilmu yang Maha Mengetahui. Seorang penyair besar Islam mengungkapkan bahwa kekuatan suatu bangsa berada pada ilmu. Saat ini kekuatan tidak bertumpu pada kekuatan fisik dan harta, tetapi kekuatan dalam hal ilmu pengetahuan. Orang yang tinggi di hadapan Allah Swt adalah mereka yang berilmu.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu sampai ke liang lahat. Tidak ada Nabi lain yang begitu besar perhatian dan penekanannya pada kewajiban menuntut ilmu sedetail nabi Muhammad Saw. Maka bukan hal yang asing jika waktu itu kita mendengar bahwa Islam memegang peradaban penting dalam ilmu pengetahuan. Semua cabang ilmu pengetahuan waktu itu didominasi oleh Islam yang dibangun oleh para ilmuwan Islam pada zaman itu yang berawal dari kota Madinah, Spanyol, Cordova dan negara-negara lainnya. Itulah zaman yang kita kenal dengan zaman keemasan Islam, walaupun setelah itu Islam mengalami kemunduran. Di zaman itu, di mana negara-negara di Eropa belum ada yang membangun perguruan tinggi, negara-negara Islam telah banyak membangun pusat-pusat studi pengetahun. Sekarang tugas kita untuk mengembalikan masa kejayaan Islam seperti dulu melalui berbagai lembaga keilmuan yang ada di negara-negara Islam.
Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah hanya karena dua hal; karena imannya dan karena ketinggian ilmunya. Bukan karena jabatan atau hartanya. Karena itu dapat kita ambil kesimpulan bawa ilmu pengetahuan harus disandingkan dengan iman. Tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan iman akan menghasilkan peradaban yang baik yang disebut dengan Al-Madinah al-Fadhilah.
Dalam menuntut ilmu tidak mengenal waktu, dan juga tidak mengenal gender. Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu. Sehingga setiap orang, baik pria maupun wanita bisa mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita sehingga potensi itu berkembang dan sampai kepada kesempurnaan yang diharapkan. Karena itulah, agama menganggap bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas kepada masalah shalat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan menuntut ilmu itu dianggap sebagai ibadah yang utama, karena dengan ilmulah kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang lainnya dengan benar. Imam Ja’far As-Shadiq pernah berkata: “Aku sangat senang dan sangat ingin agar orang-orang yang dekat denganku dan mencintaiku, mereka dapat belajar agama, dan supaya ada di atas kepala mereka cambuk yang siap mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk menuntut ilmu agama”.
Ajaran agama Islam yang menekankan kewajiban menuntut ilmu tanpa mengenal gender. Karena menuntut ilmu sangat bermanfaat dan setiap ilmu pasti bemanfaat. Kalau kita dapati ilmu yang tidak bermanfaat, hal itu karena faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Sedangkan ilmu itu sendiri pasti sesuatu yang bermanfaat.
Sumber :
Peran Perguruan Tinggi Dalam Meningkatkan Keberadapan Islam
Prof. Dr. Ayatullah Sayyid Hasan Sadat Mustafawi
(Rektor Islamic University of Teheran-Iran)
Selengkapnya...
Kamis, 04 Juni 2009
NIKMAT SYURGA
Abu Hurairah r.a. berkata: Ya Rasulullah dari apakah dibuat syurga itu? Jawabnya: Dari Air. Kami bertanya: Beritakan tentang bangunan syurga! Jawabnya yang bermaksud:
Satu bata dari emas dan satu bata dari perak dan lantainya kasturi yang semerbak harum, tanahnya dari za'faran, kerikilnya mutiara dan vakut, siapa yang masuk dalamnya senang tidak susah, kekal tidak mati tidak lapuk pakaiannya, tidak berubah mukanya.
Kemudian Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud:
Tiga macam doa yang tidak akan tertolak: imam (pemimpin hakim) yang adil. Dan orang puasa ketika berbuka. Dan orang yang teraniaya, maka doanya terangkat di atas awan, dilihat oleh Tuhan lalu berfirman. Demi kemuliaan dan kesabaranKu, Aku akan bela padamu walau hanya menanti masanya.
Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud:
Sesungguhnya di dalam syurga ada pohon besar sehingga seorang yang berkenderaan dapat berjalan di bawah naungannya selama seratus tahun tidak putus naungannya, bacalah: Wa dhilin mamdud (dan naungan yang memanjang terus). Dan di dalam syurga kesenangannya yang tidak pernah dilihat mata atau didengar oleh telinga, bahkan tidak pernah terlintas dalam hati (perasaan) manusia, bacalah kamu: Maka tidak seorangpun yang mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari kesenangan yang memuaskan hari sebagai pembalasan apa yang telah mereka lakukan. Dan tempat pecut di dalam syurga lebih baik dari dunia seisinya. Bacalah ayat yang bermaksud: Maka siapa dijauhkan dari api dan dimasukkan dalam syurga bererti telah untung.
Ibn Abbas r.a. berkata: Sesungguhnya di dalam syurga ada bidadari yang dijadikan dari empat macam: misik, anbar, kafur dan za'faran, sedang tanahnya dicampur dengan air hidup (hayawan) dan setelah dijadikan maka semua bidadari asyik kepadanya, andaikan ia berludah dalam laut tentu menjadi tawar airnya, tercantum di lehernya: Siapa yang ingin mendapat isteri seperti aku maka hendaklah taat kepada Tuhanku.
Mujahid berkata: Bumi syuga dari perak dan tanahnya dari misik dan urat-urat pohonnya dari perak, sedang dahannya dari mutiara dan zabarjad, sedang daun dan buahnya di bawah itu, maka siapa yang makan sambil berdiri tidak sukar dengan duduk juga tidak sukar dan sambil berbaring juga tidak sukar, kemudian membaca ayat: Dan dimudahkan buah-buahnya sehingga semudah-mudahnya. Sehingga dapat dicapai oleh orang yang berdiri mahupun yang duduk dan berbaring.
Abu Hurairah r.a. berkata: Demi Allah yang menurunkan kitab pada Nabi Muhammad s.a.w. Sesungguhnya ahli syurga tiap saat bertambah elok cantiknya, sebagaimana dahulu di dunia bertambah tua.
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Shuhaib r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:
Apabila ahli syurga masuk ke syurga dan ahli neraka telah masuk ke neraka, maka ada seruan. Hai ahli syurga Allah akan menepati janjiNya kepada kamu. Mereka berkata: Apakah itu, tidakkah telah memberatkan timbangan amal kami dan memutihkan wajah kami dan memasukkan kami ke dalam syurga dan menghindarkan kami dari neraka. Maka Allah membukakan bagi mereka hijab sehingga mereka dapat melihatNya, demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya belum pernah mereka diberi sesuatu yang lebih senang daripada melihat kepada zat Allah.
Anas bin Malik r.a. berkata: Jibril datang kepada Nabi s.a.w. membawa cermin putih yang ditengahnya ada titik hitam, maka Nabi s.a.w. bertanya kepada Jibril: Apakah cermin yang putih ini? Jawabnya: Ini hari Jumaat dan titik hitam ini saat mustajab yang ada di hari Jumaat, telah dikurniakan untukmu dan umatmu, sehingga umat-umat yang sebelummu berada di belakangmu, iaitu Yahudi dan nashara (Kristian) dan ada saat di hari Jumaat jika seorang mukmin bertepatan berdoa untuk kebaikan pada saat itu pasti ia akan diterima oleh Allah atau berlindung kepada Allah dari suatu bahaya pasti akan dihindarkannya dan hari Jumaat di kalangan kami (malaikat) dinamakan yaumul mazid (hari tambahan). Nabi s.a.w. bertanya: Apakah yaumul mazid itu? Jawab Jibril: Tuhan telah membuat lembah di syurga jannatul firdaus, di sana ada anak bukit dari misik kasturi dan pada tiap hari Jumaat di sana disediakan mimbar-mimbar dari nur (cahaya) yang diduduki oleh para nabi dan ada mimbar-mimbar dari emas bertaburan permata yaqut dan zabarjada di duduki para siddikin suhada' dan salihin, sedang orang-orang ahli ghurof (yang di bilik syurga) berada di belakang mereka di atas bukit kecil itu berkumpul menghadap kepada Tuhan untuk memuja muji kepada Allah, minta (Kami mohon keredaanMu). Jawab Allah: Aku telah reda kepadamu, keredaan sehingga kamu Aku tempatkan di rumahKu dan Aku muliakan kamu, kemudian Allah menampakkan kepada mereka, sehingga mereka dapat melihat zatNya, maka tidak ada hari yang mereka suka sebagaimana hari Jumaat, kerana mereka merasa bertambahnya kemuliaan kehormatan mereka.
Dalam lain riwayat: Allah menyuruh kepada Malaikat: Berikan makan kepada para waliKu, maka dihidangkan berbagai makanan maka terasa pada tiap suap rasa yang lain dari semula, bahkan lebih lazat, sehingga bila selesai makan, diperintahkan oleh Allah: Berikan minum kepada hamba-hambaKu, maka diberi minuman yang dapat dirasakan kelazatannya pada tiap teguk dan ketika telah selesai maka Tuhan berfirman yang bermaksud: Akulah Tuhanmu telah menepati apa yang Aku janjikan kepadamu dan kini kamu boleh minta nescaya Aku berikan permintaanmu. Jawab mereka. Kami minta redaMu, Kami minta redaMu, dua atau tiga kali. Dijawab oleh Allah: Aku reda kepadamu, bahkan masih ada tambahan lagi daripadaKu, pada hari ini Aku muliakan kamu dengan kehormatan yang terbesar dari semua yang telah kamu terima, maka
dibukakan hijab sehingga mereka dapat melihat zat Allah sekehendak Allah, maka segeralah mereka bersujud kepada Allah sekehendak Allah, sehingga Allah menyuruh mereka: Angkatlah kepalamu sebab kini bukan masa beribadat, maka di situ mereka lupa pada nikmat-nikmat yang sebelumnya dan terasa benar bahawa tidak ada nikmat lebih besar daripada melihat zat Allah yang mulia. Kemudian mereka kembali maka semerbak bau harum dari bawah arsy dari bukit kasturi yang putih dan ditaburkan di atas kepala mereka di atas ubun-ubun kuda mereka maka apabila mereka kembali kepada isteri-isterinya terlihat bertambah indah lebih dari semula ketika mereka meninggalkan mereka, sehingga isteri-isteri mereka berkata: Kamu kini lebih elok dari yang biasa.
Abul-Laits berkata: Terbuka hijab, bererti hijab yang menutupi mereka untuk melihatNya. Dan erti nasihat kepadaNya, yakni melihat kebesaran yang belum pernah terlihat sebelumnya, tetapi kebanyakan ahli ilmu mengertikan: Melihat zat Allah tanpa perumpamaan.
Ikramah berkata: Ketangkasan ahli syurga bagaikan orang umur 33 tahun lelaki dan perempuan sama-sama, sedang tingginya enam puluh hasta setinggi Nabi Adam a.s. muda-muda yang masih bersih halus tidak berjanggut, bola matanya, memakai tujuh puluh macam perhiasan, yang berubah warnanya tiap-tiap jam, tujuh puluh macam warna, maka dapat melihat mukanya di muka isterinya demikian pula di dadanya, dibetisnya, demikian pula isterinya dapat melihat wajahnya di wajah suaminya, dada dan betisnya, mereka tidak berludah dan tidak beringus, lebih-lebih yang lebih kotor, maka lebih jauh.
Dalam riwayat lain: Andaikan seorang wanita syurga menunjukkan tapak tangannya dari langit nescaya akan menerangi antara langit dan bumi.
Zaid bin Arqam r.a. berkata: Seorang ahli kitab datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya: Ya Abal-Qasim apakah kau nyatakan bahawa orang syurga itu makan dan munum? Jawab Nabi s.a.w.: Ya, demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangannya, seorang ahli syurga diberi kekuatan sertus orang dalam makan, minum dan jima' (bersetubuh). Ia berkata: Sedang orang yang makan, minum ia lazimnya berhajat, sedang syurga itu bersih tidak ada kotoran? Jawab Nabi s.a.w.: Hajat seseorang itu berupa peluh (keringat) yang berbau harum bagaikan kasturi.
Mu'tah bin Sumai mengenai firman Allah yang bermaksud: Thuba ialah pohon di syurga yang dahannya dapat menaungi tiap rumah di syurga, di dalamnya berbagai macam buah dan dihinggapi burung-burung besar, sehingga bila seorang ingin burung dapat memanggilnya dan segera jatuh di ata meja makannya dan dapat makan di sayap yang sebelah berupa dinding dan yang lain berupa panggangan, kemudian bila telah selesai ia terbang kembali.
Dari Al'amasy dari Abu Salih dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud: Rombongan pertama akan masuk syurga dari umatku bagaikan bulan purnama, kemudian yang berikutnya bagaikan bintang yang amat terang di langit kemudian sesudah itu menurut tingkatnya masing-masing, mereka tidak kencing dan buang air, tidak berludah dan tidak ingus, sisir rambut mereka dari emas, dan ukup-ukup mereka dari kayu gahru yang harum dan peluh mereka kasturi dan bentuk mereka seperti seorang yang tingginya bagaikan Adam a.s. enam puluh hasta.
Ibn Abbas r.a. berkata: Raulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: Sesungguhnya ahli syurga itu muda semua, lurus, tidak ada rambut di kepala, alis dan kelopak mata, sedang janggut, kumis, ketiak dan kemaluan tidak ada rambut, tinggi mereka setinggi Nabi Adam a.s., enam puluh hasta, usianya bagaikan Nabi Isa 33 tahun, putih rupanya, hijau pakaiannya, dihidangkan kepada mereka hidangan, maka datang burung dan berkata: Hai waliyullah, saya telah minum dari sumber salsabil dan makan dari kebun syurga dan buah-buahan, rasanya sebelah badanku masakan dan yang sebelahnya gorengan, maka dimakan oleh orang itu sekuatnya.
Dan tiap orang wali mendapat tujuh puluh perhiasan, tiap perhiasan berbeza warna dengan yang lain, sedang di jari-jarinya ada sepuluh cincin, terukir pada yang pertama: Salam alaikum bima shobartum dan yang kedua Ud khuluha bisalamin aminin yang ketiga: Tilkal janatullati urits tumu ha bima kuntum ta'malun. Dan yang keempat: Rufi'at ankumul ahzanu wal humum. Kelima: Albasakum alhuli wal hulal. Keenam: Zawwa jakum ul hurul iin. Ketujuh: Walakum fihamatasy tahihil anfusu wa taladzzul a'yun wa antum fiha khalidun. Kelapan: Rafaq tumunnabiyina wassdidiqin. Kesembilan: Shirtum syababa laa tahromun. Kesepuluh: Sakantum fi jiwari man laa yu'dzil jiran. Ertinya:-
1. Selamat sejahteralah kamu kerana kesabaranmu.
2. Masuklah ke syurga dengan selamat dan aman.
3. Itulah syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu.
4. Telah dihindarkan dari kamu semua risau dan dukacita.
5. Kami memberimu pakaian dan perhiasan.
6. Kami kahwinkan kamu dengan bidadari.
7. Untukmu dalam syurga segala keinginan dn menyenangkan padangan matamu.
8. Kamu telah berkumpul dengan para Nabi dan siddiqin.
9. Kamu menjadi muda dan tidak tua selamanya.
10. Kamu tinggal dengan tetangga yang tidak mengganggu tetangganya.
Abul-Laits berkata: Sesiapa yang ingin mendapat kehormatan itu hendaklah menepati lima macam:-
1. Menahan dari maksiat, kerana firman Allah yang bermaksud: Dan menahan nafsu dari maksiat maka syurga tempatnya.
2. Rela dengan pemberian yang sederhana sebab tersebut dalam hadis: Harga syurga itu ialah tidak rakus pada dunia.
3. Rajin pada tiap taat dan semua amal kebaikan, sebab kemungkinan amal itulah yang menyebabkan pengampunan dan masuk syurga, firman Allah yang bermaksud: Itu syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu.
4. Cinta pada orang-orang yang salih dan bergaul pada mereka sebab mereka diharapkan syafa'atnya sebagaimana dalam hadis yang bermaksud: Perbanyaklah kawan, kerana tiap kawan itu ada syafaatnya pada hari kiamat.
5. Memperbanyak doa dan minta masuk syurga dan husnul khotimah. Sebagaimana ahli nikmat berkata: Condong kepada dunia setelah mengetahui pahala bererti satu kebodohan. Dan tidak bersungguh-sungguh beramal setelah mengetahui besarnya pahala bererti lemah malas dan di syurga ada masa istirehat tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang tidk pernah istirehat di dunia dan ada kepuasan yang tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang meninggalkan berlebihan di dunia dan cukup dengan kesederhanaan yang ada di dunia. Ada seorang zahid makan sayur dan garam, lalu ditegur oleh orang; Kamu cukup dengan itu tanpa roti? Jawabnya: Soya jadikan makan itu untuk syurga sedang kau jadikan untuk tandas, kau makan segala yang lazat dan akhirnya ke tandas, sedang makan sekadar untuk menguatkan taat, semoga saya sampai ke syurga.
Ibrahim bin Adham ketika akan masuk ke tempat pemandian, dilarang oleh penjaganya: Jangan masuk kecuali jika membayar wangnya, maka ia menangis dan berdoa: Ya Allah seorang untuk masuk ke rumah syaitan tidak diizinkan tanpa upah, maka bagaimana saya akan masuk ke tempat para nabi dan siddiqin tanpa upah (Cuma-Cuma)?
Tersebut dalam wahyu yang diturunkan pada sebahagian para Nabi itu: Hai Anak Adam kau membeli neraka dengan harga mahal dan tidak mahu membeli syurga dengan harga murah, ertinya: Adakalanya pengeluaran untuk maksiat itu banyak dan ringan, tetapi untuk sedekah kebaikan sedikit dan berat.
Abu Hazim berkata: Andaikata syurga itu tidak dapat dicapai kecuali dengan meninggalkan kesukaannya di dunia, nescaya itu ringan dan sedikit untuk mendapat syurga dan andaikan neraka itu tidak dapat dihindari kecuali dengan menanggung semua kesukaran-kesukaran dunia, nescaya itu ringan dan sedikit di samping keselamatan dari neraka. Padahal kamu dapat masuk syurga hanya dengan meninggalkan satu persen dari kesukaanmu dan dapat selamat dari neraka dengan sabar menderita satu persen dari kesukaran.
Yahya bainMu'adz Arrazi berkata: Meninggalkan dunia berat, tetapi meninggalkan syurga lebih berat, sedang maharnya syurga ialah meninggalkan dunia.
Anas bin Malik r.a. berkata: Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud:
Siapa yang minta kepada Allah syurga sampai tiga kali, maka syurga berdoa: Ya Allah masukkan ia ke syurga dan siapa berlindung kepada Allah dari neraka tiga kali, maka neraka berdoa: Ya Allah hindarkan ia dari neraka.
Semoga Allah menghindarkan kami dari neraka dan memasukkan kami ke dalam syurga. Dan andaikan di dalam syurga itu tidak ada apa-apa kecuali bertemu dengan kawan-kawan nescaya itu sudah enak dan baik, maka bagaimana padahal di syurga itu segala kehormatan dan kepuasan itu semua ada.
Anas bin Malik r.a. berkata: Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud: Di dalam syurga ada pasar tetapi tidak ada jual beli, hanya orang-orang berkumpul membicarakan keadaan ketika di dunia dan cara beribadat, bagaimana keadaan antara si fakir dengan yang kaya dan bagaimana keadaan sesudah mati dan lama binasa dalam kubur sehingga sampai di syurga.
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: Manusia semua akan berdiri di dekat neraka, kemudian mereka menyeberang di atas sirat (jambatan) di atas neraka, masing-masing menurut amal perbuatannya, ada yang menyeberang bagaikan kilat, ada yang bagaikan angin kencang dan yang bagaikan kuda yang cepat larinya dan seperti lari orang dan ada yang bagaikan terbang burung dan ada yang seperti unta yang cepat dan yang akhir berjalan di atas kedua ibu jari kakinya, kemudian tersungkur dalam neraka dan sirat itu licin, halus, tipis, tajam semacam pedang, berduri sedang di kanan kirinya Malaikat yang membawa bantolan untuk menyeret orang-orang, maka ada yang selamat dan ada yang luka-luka tetapi masih selamat dan ada yang langsung tersungkur ke dalam api neraka, sedang para Malaikat itu sama-sama berdoa: Robbi sallim sallim (Ya Tuhan selamatkan, selamatkan) dan ada orang yang berjalan sebagai orang yang terakhir masuk ke syurga maka ketika ia selamat dari sirat terbuka baginya di syurga, sehingga ia berdoa: Ya Tuhan tempatkan saya di sini. Jawab Tuhan: Kemungkinan jika aku beri padamu tempat itu lalu minta yang lainnya? Jawabnya: Tidak, demi kemuliaanMu. Maka ditempatkan di situ, kemudian diperlihatkan kepadanya tempat yang lebih baik, sehingga ia merasa kerendahan tempat yang diberikan padanya, lalu ia berkata: Ya Tuhan tempatkanlah aku di situ, dijawab oleh Tuhan: Kemungkinan jika aku berikan kepadamu, kamu minta yang lainnya? Jawabnya: Tidak demi kemuliaanMu, kemudian diperlihatkan kepadanya syurga yang lebih baik, sehingga ia merasa bahawa tempatnya itu masih rendah, tetapi ia diam tidak berani minta beberapa lama, sehingga ditanya: Apakah kau tidak minta? Jawabnya: Soya sudah minta sehingga merasa malu, maka firman Allah: Untukmu sebesar dunia sepuluh kali, maka inilah yang terendah tempat di syurga.
Abdullah bin Mas'ud berkata: Nabi s.a.w. jika menceritakan ini maka tertawa sehingga terlihat gigi gerahamnya.
Dalam hadis: Di antara wanita-wanita di dunia ini ada yang kecantikannya melebihi dari bidadari kerana amalan perbuatannya ketika di dunia.
Firman Allah yang bermaksud:
Kami cipta mereka baru dan kami jadikan mereka tetap gadis, yang sangat kasih dan cinta, juga tetap sebaya umurnya untuk orang-orang ahli yamin.
Selengkapnya...
Selasa, 28 April 2009
SIFAT SYURGA SERTA AHLINYA
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Ya Rasullullah, dari apakah dibuat syurga itu?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Dari air." Kami bertanya: "Beritakan tentang bangunan syurga." Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Satu bata dari emas dan satu bata dari perak, dan lantainya kasturi yang semerbak harum, tanahnya dari za'faran, kerikilnya mutiara dan yakut, siapa yang masuk dalamnya senang tidak susah, kekal tidak mati, tidak lapuk pakaiannya, tidak berubah mukanya."
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiga macam doa yang tidak akan tertolak: Imam (pemimpin, hakim) yang adil, dan orang puasa ketika berbuka dan orang yang teraniaya, maka doanya terangkat diatas awan, dilihat oleh Tuhan lalu berfirman: "Demi kemuliaan dan kesabaranKu, Aku akan bela padamu walau hanya menanti masanya."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: " Sesungguhnya didalam syurga ada pohon besar sehingga seorang yang berkenderaan dapat berjalan dibawah naungannya selama seratus tahun tidak putus naungannya, bacalah: Wa dhillin mamdud (Yang bermaksud) Dan naungan yang memanjang terus. Dan didalam syurga kesenangannya yang tidak pernah dilihat mata atau didengar oleh telinga, bahkan tidak pernah terlintas dalam hati (perasaan) manusia. Bacalah kamu: Fala ta'lamu nafsun maa ukh fia lahum min qurrati a'yunin jazza'an bima kanu ya'malun (Yang bermaksud) Maka tidak seorang pun yang mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari kesenangan yang memuaskan hari sebagai pembalasan apa yang telah mereka lakukan. Dan temapt pecut didalam syurga lebih baik dari dunia siisinya. Bacalah ayat: Faman zuhziha aninnari wa udkhillal jannata faqad faza (Yang bermaksud) Maka siapa dijauhkan dari api dan dimasukkan dalam syurga bererti telah untung."
Ibn Abbas r.a. berkata: "Sesungguhnya didalam syurga ada bidadari yang dijadikan dari empat macam iaitu misik, ambar, kafur dan za'faran, sedang tanahnya dicampur dengan air hidup (hayawan), dan setelah dijadikan maka semua bidadari asyik kepadanya, andaikan ia berludah dalam laut tentu menjdai tawar airnya, tercantum dilehernya: Siapa yang ingin mendapat isteri seperti aku, maka hendaklah taat kepada Tuhanku."
Mujahid berkata: "Bumi syurga dari perak, dan tanahnya dari misik, dan urat-urat pohonnya dari perak, sedang dahannya dari mutiara dan zabarjad, sedang daun dan buahnya dibawah itu, maka siapa yang makan sambil berdiri tidak sukar, dengan duduk juga tidak sukar, dan sambil berbaring juga tidak sukar, kemudian membaca ayat: Wa dzulillat quthufuha tadzlila. (Yang bermaksud) Dan dimudahkan buah-buahnya sehingga semudah-mudahnya. Sehingga dapat dicapai oleh orang yang berdiri maupun yang duduk dan berbaring.
Abu hurairah r.a. berkata: "Demi Allah yang menurunkan kitab pada Nabi Muhammad s.a.w. Sesungguhnya ahli syurga tiap saat bertambah elok cantiknya, sebagaimana dahulu didunia bertambah tua."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Shuhaib r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Apabila ahli syurga telah masuk kesyurga dan ahli neraka telah masuk keneraka, maka ada seruan: Hai ahli syurga, Allah akan menepati janji-Nya kepada kamu. Mereka berkata: "Apakah itu, tidakkah telah memberatkan timbangan amal kami dan memutihkan wajah kami dan memesukkan kami kedalam syurga dan menghindarkan kami dari neraka. Maka Allah membukakan bagi mereka hijab sehingga mereka dapat melihatNya, demi Allah yang jiwaku ada ditanganNya belum pernah mereka diberi sesuatu yang lebih senang daripada melihat zat Allah."
Anas bin Malik r.a. berkata: "Jibril datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. membawa cermin putih yang ditengahnya ada titik hitam, maka Nabi Muhammad s.a.w. bertanya kepada Jibril: "Apakah cermin yang putih ini?" Jawabnya: "Ini hari Jumaat dan titik hitam ini saat mustajab yang ada dihari Jumaat, telah dikurniakan untuk mu dan untuk ummat mu, sehingga ummat-ummat yang sebelumnya berada dibelakangmu, iaitu Yahudi dan Nashara (kristian) dan saat dihari Jumaat, jika seorang mukmin bertepatan berdoa untuk kebaikan pada saat itu pasti ia akan diterima oleh Allah, atau berlindung kepada Allah dari suatu bahaya, pasti akan dihindarkannya, dan hari Jumaat dikalangan kami (Malaikat) dinamakan Yaumal Mazid (hari tambahan)."
Nabi Muhammad s.a.w. bertanya lagi: "Apakah Yaumal Mazid itu?" Jawab Jibril: "Tuhan telah membuat lembah disyurga Jannatul Firdaus, disana ada anak bukitdari misik kasturi dan pada tiap-tiap hari Jumaat disana disediakan mimbar-minbar dari nur (cahaya) yang diduduki oleh para Nabi, dan ada mimbar-mimbar dari emas bertaburan permata yaqut dan zabarjada diduduki para siddiqin, suhada dan solihin, sedang orang-orang ahli ghurof (yang dibilik syurga) berada dibelakang mereka diatas bukit kecil itu berkumpul menghadap kepada Tuhan untuk memuja muji kepada Allah, lalu Allah berfirman: "Mintalah kepadaKu." Maka semua minta (Kami mohon keridhaanMu) Jawab Allah:"Aku telah redho kepadamu, keridhoan sehingga kamu Aku tempatkan dirumahKu dan Aku muliakan kamu." Kemudian Allah menampakkan kepada mereka sehingga mereka dapat melihat zatNya, maka tidak ada hari yang mereka suka sebagaimana hari Jumaat kerana mereka merasa bertambahnya kemuliaan dan kehormatan mereka.
Dalam lain riwayat: Allah menyuruh kepada Malaikat: "Berikan makan kepada para waliKu.", maka dihidangkan berbagai makanan maka terasa pada tiap suap rasa yang lain dari semuanya, bahkan lebih lazat sehingga bila selesai makan, diperintahkan oleh Allah: "Berikan minum kepada hamba-hambaKu." maka diberi minum yang dapat dirasakan kelazatannya pada tiap teguk dan ketika telah selesai maka Tuhan berfirman: "Akulah Tuhanmu telah menepati apa yang Aku janjikan kepadamu dan kini kamu boleh minta, nescaya Aku berikan permintaanmu." Jawab mereka: "Kami minta ridhoMu. kami minta ridhoMu." dua tiga kali. Dijawab oleh Allah: "Aku ridho kepadamu bahkan masih ada tambahan lagi daripadaKu, pada hari ini Aku muliakan kamu dengan penghormatan yang terbesar dari semua yang telah kamu terima." Maka dibukakan hijab sehingga mereka dapat melihat dzat Allah yang Maha Mulia sekehendak Allah, maka segera mereka bersujud kepada Allah sekehendak Allah sehingga Allah menyuruh mereka: "Angkatlah kepalamu sebab kini bukan masa beribadat." Maka disitu mereka lupa pada nikmat-nikmat yang sebelumnya dan terasa benar bahawa tidak ada nikmat lebih besar daripada melihat dzat Allah yang Maha Mulia. Kemudian mereka kembali maka semerbak bau harum dari bawah Arsy dari bukit kasturi yang putih dan ditaburkan diatas kepala mereka, diatas ubun-ubun kuda mereka, maka apabila mereka kembali kepada isteri-isterinya terlihat bertambah indah lebih dari semula ketika mereka meninggalkan mereka sehingga isteri-isteri mereka berkata: "Kamu kini lebih elok dari yang biasa."
Abul-Laits berkata: "Terbuka hijab, bererti hijab yang menutupi mereka untuk melihat-Nya. Dan erti melihat kepadaNya iaitu melihat kebesaran yang belum pernah terlihat sebelumnya tetapi kebanyakkan ahli ilmu mengerikan: Melihat dzat Allah tanpa perumpamaan."
Ikrimah berkata: "Ketangkasan ahli syurga bagaikan orang berumur 33 tahun lelaki dan perempuan sama-sa,a, sedang tingginya enam puluh hasta, setinggi nabi Adam a.s. muda-muda yang mesih bersih halus tidak berjanggut, bola matanya, memakaitujuh puluh macam perhiasan, yang berubah warnanya tiap-tiap jam, tujuh puluh macam warna, maka dapat melihat mukanya dimuka isterinya, demikian pula didadanya, dibetisnya, demikian pula isterinya dapat melihat wajahnya diwajah suaminya, didada dan dibetisnya, mereka tidak berludah dan tidak beringus, lebih-lebih yang lebih kotor, maka lebih jauh."
Dalam lain riwayat: "Andaikan seorang wanita syurga menunjukkan tapak tangannya dari langit nescaya akan menerangi antara langit dan bumi."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya Zaid bin Arqam r.a. berkata: "Seorang ahlil kitab datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan bertanya: "Ya Abal-Qasim, apakah kau nyatakan bahawa orang syurga itu makan dan minum?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Ya, demi Allah yang jiwa Muhammad ada ditanganNya, seorang ahli syurga diberi kekuatan seratus orang dalam makan, minum dan jima (bersetubuh)." Dia berkata: "Sedang orang yang makan, minum ia lazimnya berhajat, sedang syurga itu bersih tidak ada kekotoran? Jawab Nabi Muhammad s.a.w. : "Hajat seseorang itu berupa peluh yang berbau harum bagaikan kasturi."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Mu'tah bin Sumai mengenai firman Allah s.w.t.: "Thuba lahum wa husnu ma ab."
Thuba ialah pohon pokok disyurga yang dahannya dapat menaungi tiap rumah disyurga, didalamnya berbagai macam buah dan dihinggapi burung-burung besar sehingga bila seorang ingin burung dapat memanggilnya dan segera jatuh diatas meja makannya, dan dapat makan sayap yang sebelah berupa dinding dan yang lain berupa panggangan, kemudian bila telah selesai ia terbang kembali."
Dari Al'amasy dari Abu Salih dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Rombongan pertama akan masuk syurga dari ummatku bagaikan bulan purnama, kemudian yang berikutnya bagaikan bintang yang amat terang dilangit, kemudian sesudah itu menurut tingkatnya masing-masing, mereka tidak kencing dan buang air, tidak berludah dan tidak ingus, sisir rambut mereka dari emas dan ukup-ukup mereka dari kayu gahru yang harum dan peluh mereka kasturi dan bentuk mereka seperti seorang yang tingginya bagaikan Adam a.s. enam puluh hasta."
Ibn Abbas r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya ahli syurga itu muda semua, polos, halus, tidak ada rambut kecuali dikepala, alis dan idep (dikelopak mata), sedang janggut, kumis, ketiak dan kemaluan polos tidak ada rambut, tinggi mereka setinggi Nabi Adam a.s. enam puluh hasta, usianya bagaikan Nabi Isa a.s 33 tahun, putih rupanya, hijau pakaiannya, dihidangkan kepada mereka hidangan, maka datang burung dan berkata: "Hai waliyullah, saya telah minum dari sumber salsabil dan makan dari kebun syurga dan buah-buahan, rasanya sebelah badanku masakan dan yang sebelahnya gorengan, maka dimakan oleh orang itu sekuatnya."
Dan tiap orang wali mendapat tujuh puluh perhiasan, tiap perhiasan berbeza warna dengan yang lain, sedang jari-jarinya ada sepuluh cincin, terukir pada yang pertama: Salam alaikum bima shobartum, dan yang kedua: Ud khuluha bisalamin aminin, yang ketiga : Tilkal janatullati urits tumu ha bima kuntum ta'malun, yang keempat: Rufi'at ankumul ahzana wal humum, yang kelima: Albasakum alhuli wal hulal, yang keenam Zawwa jakum ul hurul iin, yang ketujuh: Walakum fihamatasy tahihil anfusu wa taladzzul a'yun wa antum fiha khalidun, yang kelapan: Rafaq tumunnabiyina wassiddiqin, yang kesembilan: Shirtum syababa laa tahromun dan yang kesepuluh: Sakantum fi jiwari man laa yu'dzil jiran."
Ertinya:
1.
Salam alaikum bima shobartum Selamat sejahtera kamu kerana kesabaran kamu
2.
Ud khuluha bisalamin aminin Masuklah kesyurga dengan selamat dan aman
3.
Tilkal janatullati urits tumu ha bima kuntum ta'malun Itulah syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu
4.
Rufi'at ankumul ahzana wal humum Telah dihindarkan dari kamu semua risau dan dukacita
5.
Albasakum alhuli wal hulal Kami berimu pakaian dan perhiasan
6.
Zawwa jakum ul hurul iin Kami kahwinkan kamu dengan bidadari
7.
Walakum fihamatasy tahihil anfusu wa taladzzul a'yun wa antum fiha khalidun Untuk mu dalam syurga segala keinginan dan menyenangkan pandangan matamu.
8.
Rafaq tumunnabiyina wassiddiqin Kamu telah berkumpul dengan para Nabi dan Siddiqin
9.
hirtum syababa laa tahromun Kamu menjadi muda dan tidak tua selamanya
10.
Sakantum fi jiwari man laa yu'dzil jiran Kamu tinggal dengan tetangga yang tidak mengganggu tetangganya.
Abul-Laits berkata: "Siapa yang ingin mendapat kehormatan itu hendaklah menepati lima perkara ini iaitu:
1.
Menahan dari maksiat kerana firman Allah s.w.t.: "Wa nahannafsa anil hawa fainnal jannat hiyal ma'wa yang bermaksud "Dan menahan nasfu dari maksiat maka syurga tempatnya."
2.
Rela dengan pemberian yang sederhana sebab tersebut dalam hadis: "Harga syurga itu ialah tidak rakus pada dunia."
3.
Rajin pada tiap taat dan semua amal kebaikan sebab kemungkinan amal itu yang menyebabkan pengampunan dan masuk syurga seperti firman Allah s.w.t. : "Itu syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu."
4.
Cinta pada orang-orang yang soleh dan bergaul dengan mereka sebab mereka diharapkan syafa'atnya sebagaimana dalam hadis: "Perbanyaklah kawan kerana tiap kawan itu ada syafa'atnya pada hari kiamat."
5.
Memperbanyakkan doa dan minta masuk syurga dan husnul khotimah.
Sebagaimana ahli hikmah berkata: "Condong kepada dunia setelah mengetahui pahala bererti satu kebodohan dan tidak bersungguh-sungguh beramal setelah mengetahui besarnya pahala bererti lemah malas dan di syurga ada masa istirehat tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang tidak pernah istirehat didunia dan ada kepuasan yang tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang meninggalkan berlebihan didunia, dan cukup dengan kesederhanaan yang ada didunia.
Ada seorang zahid makan sayur dan garam, lalu ditegur oleh orang: "Kamu cukup dengan itu tanpa roti?" Jawabnya: Saya jadikan makanan ini untuk syurga sedang kau jadikan untuk w.c, kau makan segala yang lazat dan akhirnya ke w.c, sedang saya makan sekadar untuk menguatkan taat, semoga saya sampai kesyurga."
Ibrahim bin Adham ketika masuk ketempat permandian dilarang oleh penjaganya: "Jangan masuk kecuali jika membayar wangnya." Maka ia menangis dan berdoa: "Ya Allah, seorang untuk masuk kerumah syaitan tidak diizinkan tanpa wang, maka bagaimana saya akan masuk ketempat para Nabi dan Siddiqin tanpa upah?"
Tersebut dalam wahya yang diturunkan pada sebahagian para Nabi itu: "hai Anak Adam, kau membeli neraka dengan harga mahal dan tidak mau membeli syurga dengan harga murah." Ertinya: Adakalanya pengeluaran untuk maksiat itu banyak dan ringan, tetapi untuk sedekah kebaikan sedikit dan berat."
Abu Hazim berkata: "Andaikata syurga itu tidak dapat dicapai kecuali dengan meninggalkan kesukaannya didunia, nescaya itu ringan dan sedikit untuk mendapat syurga, dan andaikan neraka itu tidak dapat dihindari kecuali dengan menanggung semua kesukaran-kesukaran dunia, niscaya itu ringan dan sedikit disamping keselamatan dineraka. Padahal kamu dapat masuk dan selamat dari neraka dengan sabar menderita satu peratus dari kesukaran."
Yahya bin Mu'adz Arrazi berkata: "Meninggalkan dunia berat tetapi meninggalkan syurga lebih berat, sedang maharnya syurga ialah meninggalkan dunia."
Anas bin Malik r.a berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang minta kepada Allah syurga sampai tiga kali, maka syurga berdoa: "Ya Allah, masukkan ia kesyurga" dan siapa berlindung kepada Allah dari neraka tiga kali maka neraka berdoa: "Ya Allah, hindarkan ia dari neraka."
Semoga Allah s.w.t. menghindarkan kami dari neraka dan memasukkan kami kedalam syurga. Dan andaikan didalam syurga itu tidak ada apa-apa kecuali bertemu dengan kawan-kawan nescaya itu sudah enak dan baik, maka bagaimana padahal disyurga itu segala kehormatan dan kepuasan itu semua ada.
Anas bin Malik r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Didalam syurga ada pasar tetapi tidak ada jual beli, hanya orang-orang berkumpul membicarakan keadaan ketika didunia, dan cara beribadat, bagaimana keadaan antara si fakir dengan si kaya, dan bagaimana keadaan sesudah mati dan lama binasa dalam kubur sehingga sampai kesyurga."
Abul-laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Manusia semua akan berdiri didekat neraka, kemudian mereka menyeberang diatas sirat (jambatan) diatas neraka, masing-masing menurut amal perbuatannya, ada yang menyeberang bagaikan kilat, ada yang bagaikan angin kencang, ada yang bagaikan kuda yang cepat larinya, dan seperti lari orang, dan ada yang bagaikan terbang burung, dan ada yang seperti unta yang cepat dan yang akhir berjalan diatas kedua ibu jari kakinya, kemudian tersungkur dalam neraka dan sirat itu licin, halus, tipis, tajam semacam pedang, berduri sedang dikanan kirinya Malaikat yang membawa bantolan untuk membantol (menyeret) orang-orang, maka ada yang selamat, ada yang luka-luka tetapi masih selamat dan ada yang langsung tersungkur kedalam api neraka, sedang para Malaikat itu sama-sama berdoa: "Robbi sallim saliim" (Ya Tuhan, selamatkan, selamatkan) dan ada orang yang berjalan sebagai orang yang terakhir masuk kesyurga, maka ia selamat dari sirat, terbuka baginya pintu syurga dan merasa tidak ada tempat baginya disyurga, sehingga dia berdoa: "Ya Tuhan, tempat saya disini." Jawab Tuhan: "Kemungkinan jika Aku beri kamu tempat ini lalu minta yang lainnya." Jawabnya: "Tidak, demi kemuliaanMu." Maka ditempatkan disitu, kemudian diperlihatkan kepadanya tempat yang lebih baik, sehingga dia merasakan kerendahan tempat yang diberikan kepadanya, lalu ia berkata: "Ya Tuhan, tempatkan lah aku disitu." Dijawab oleh Tuhan: "Kemungkinan jika Aku beri kamu tempat ini lalu minta yang lainnya." Jawabnya: "Tidak, demi kemuliaanMu." kemudian diperlihatkan kepadanya syurga yang lebih baik, sehingga ia merasa bahawa tempatnya masih rendah, tetapi ia diam tidak berani minta beberapa lama sehingga ditanya: "Apakah kau tidak minta?" Jawabnya: "Saya sudah minta sehingga merasa malu." Maka firman Allah s.w.t.: "Untukmu sebesar dunia sepuluh kali, maka inilah yang terendah tempat disyurga."
Abdullah bin Mas'ud berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. jika menceritakan ini maka tertawa sehingga terlihat gigi gerahamnya."
Dalam hadis: "Diantara wanita-wanita didunia ini ada yang kecantikannya melebihi dari bidadari kerana amal perbuatannya ketika didunia."
Firman Allah s.w.t.: "Inna ansya'nahunna insya'a, fija'alnahunna abkara uruban atraba li ash habil yamin." yang bermaksud: "Kami cipta mereka baru dan Kami jadikan mereka tetap gadis yang sangat kasih dan cinta, juga tetap sebaya umurnya, untuk orang-orang ahlil yamin."
Selengkapnya...
Senin, 30 Maret 2009
Sifat Seorang Penghuni Syurga
KISAH menarik perlu dihayati bakal penghuni syurga adalah seperti sabda Rasulullah SAW kepada sahabat, “Sebentar lagi seorang penghuni syurga akan masuk.” Mendengar khabar itu semua mata btertumpu ke pintu masjid. Dalam fikiran sahabat, terbayang watak orang yang luar biasa.
Tiba-tiba masuklah seorang lelaki yang mukanya masih basah dengan air wuduk. Penampilannya biasa saja. Ia bukan orang terkenal iaitu Abu Umamah Ibnu Jarrah. Keesokan harinya, peristiwa serupa berulang, demikian pula hari ketiga. Sahabat menjadi hairan, amalan apa dimiliki orang itu hingga Rasulullah SAW menyebutnya calon penghuni syurga.
Di kalangan sahabat, Abdullah bin Amr bin ‘Ash, meminta izin kepada Abu Umamah untuk menginap tiga hari di rumahnya. Tiga hari tiga malam, Abdullah memperhatikan, meneliti bahkan mengintip tuan rumah. Namun tidak ada satu pun yang istimewa. Hari dilalui tidak jauh berbeza dengan sahabat lain. Ibadatnya pun biasa saja.
Pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Aku mesti berterus terang kepadanya, ujar Abdullah. Ia pun bertanya, amal apakah yang engkau lakukan sehingga Rasulullah SAW memanggilmu calon penghuni syurga? Jawapan Abu Umamah sungguh mengecewakan, “Apa yang engkau lihat itulah.”
Ketika Abdullah hendak pergi, tiba-tiba tuan rumah berkata: “Wahai saudaraku, sesungguhnya aku tidak pernah iri hati dan dengki terhadap nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Sebelum tidur, aku selalu bersihkan hati daripada ujub, takbur, dengki dan rasa dendam.”
Ada banyak teladan dalam kisah itu. Namun yang pasti, hanya orang bersih hati yang akan memasuki syurga tertinggi, juga bertemu dengan Al-Khaliq, Allah Azza Wa Jalla.
Firman Allah yang bermaksud: “Dan janganlah engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan (iaitu) di hari harta dan anak pinak tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Surah as-Syu’araa, ayat 78)
Kebersihan hati adalah kunci untuk membuka pintu syurga. Sekecil mana pun amalan, tetap akan dapat memasukkan orang ke syurga, asalkan ia memiliki hati bersih. Sebaliknya, sebanyak mana pun amalan, tidak akan bererti sama sekali apabila kita memiliki hati penuh penyakit.
Abu Umamah layak diteladani. Ia bukan sahabat terkenal seperti Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin ‘Affan atau Ali bin Abi Talib. Ibadatnya tidak tersohor seperti Abu Darda’, Abdul Rahman bin ‘Auf, Salman al-Farisi, juga beberapa sahabat lainnya.
Namun darjatnya di mata Allah dan Rasul-Nya demikian tinggi, hingga Rasulullah SAW menyatakan ia sebagai calon penghuni syurga kerana hatinya bersih daripada penyakit, kebencian dan dendam. Sehingga semua amalan kebaikannya tetap utuh dan bernilai di hadapan Allah.
Oleh itu, selain sibuk memperbanyak amalan kebaikan, hendaklah menjaga hati daripada penyakit membahayakan kerana sia-sia saja menghiasi diri dengan amalan wajib mahupun sunat sedangkan hati tidak pernah dibersihkan. Sebaliknya walaupun amalan kita biasa saja, namun hati bersih, maka nilainya akan jauh lebih tinggi di hadapan Allah.
Walau bagaimanapun syaitan tidak akan duduk diam tetapi berusaha menghancurkan amalan baik sedang dikerjakan hamba. Maka sedang kita sibuk mengerjakan amalan, jangan lupakan hati. Lindungi daripada penyakit yang membinasakan amalan.
Menurut Rasulullah SAW, ada tiga penyakit yang akan menghancurkan amalan seseorang iaitu yang pertama ialah takbur atau sombong.
Imam al-Ghazali dalam kitab ‘Ihya Ulumuddin’ berkata, takbur akan menjadi batas pemisah antara seseorang dengan kemuliaan akhlak. Orang takbur akan selalu mendustakan kebenaran, menganggap rendah orang lain dan meninggikan dirinya.
Sedikit saja di hati ada sikap takbur, maka syurga akan menjauh, amalan tidak mempunyai erti. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Tidak akan masuk syurga seseorang yang dalam hatinya ada sikap takbur walaupun sebesar debu.” (Hadis riwayat Muslim)
Kedua, hasad atau iri hati (dengki). Ciri khas seorang pendengki adalah adanya rasa tidak rela melihat orang lain mendapat nikmat dan sangat berharap nikmat itu segera lenyap daripadanya. Ia susah melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain susah.
Dengki sangat berkesan menghancurkan kebaikan. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Dengki itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (Hadis riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah)
Ketiga, riak atau beramal kerana mengharap pujian orang lain. Riak adalah tingkatan terendah daripada amalan. Rasulullah SAW menyebutnya syirik kecil yang juga boleh menghapuskan kebaikan. Allah tidak akan menerima suatu amalan yang dalamnya ada seberat debu saja perasaan riak.
Hadis qudsi mengungkapkan bagaimana murkanya Allah kepada orang yang riak dalam amalannya. Pada hari kiamat Allah berfirman, ketika semua manusia melihat catatan amalannya, “Pergilah kamu semua kepada apa yang kamu jadikan harapan (riak) di dunia. Lihatlah apakah kamu semua memperoleh balasan daripada mereka.” (Hadis riwayat Ahmad dan Baihaqi)
Firman Allah yang bermaksud: “Maka kecelakaanlah bagi orang yang solat (iaitu) orang yang lalai dari solatnya dan orang berbuat riak.” (Surah al-Maa’um, ayat 4 - 6)
Kerana tidak ada kebersihan hati, banyak orang jadi hina dan sengsara. Allah menciptakan wang supaya manusia dekat dengan Allah. Wang yang dikurniakan disedekahkan, berzakat dan menolong orang sehingga darjat meningkat di sisi Allah.
Namun sebaliknya, banyak menjadikan dirinya hamba wang, demi mencari wang dia sanggup menipu orang, mencuri, rasuah, menculik, menyorok dan menaik harga barang serta bersubahat. Inilah menyebabkan hati seseorang tidak bersih dan menghapuskan segala amalan kebaikan dikerjakannya.
Justeru, amalan seseorang menggambarkan kebersihan hati nurani kerana sifat ujub, takbur, dengki dan rasa dendam menyebabkan halangan serta gangguan untuk seseorang itu menjadi penghuni syurga.
Sumber: http://serikasih.blogspot.com
Selengkapnya...
Selasa, 03 Maret 2009
Sekilas Tentang Surga
Keberadaan Surga
Keberadaan surga ditunjukkan dengan dalil dari
al-Qur'an dan as-Sunnah. Dari al-Qur'an , di antaranya
adalah firman Allah subhanahu wata’ala, artinya,
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu
(dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
(yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga
tempat tinggal." (QS. 53:13-15)
Disebutkan di dalam as-Shahihain (riwayat al-Bukhari
dan Muslim) dari hadits Anas radhiyallahu ‘anhu dalam
kisah Isra' Mi’raj bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam melihat Sidratil Muntaha dan melihat di
sisinya ada Jannatul Ma'wa. Beliau bersabda,
"Kemudian Jibril membawaku pergi hingga berhenti d
Sidratil Muntaha, maka Sidratil Muntaha itu diliputi
warna-warni yang aku sendiri tidak mengetahui apa itu.
Lalu beliau bersabda, "Kemudian aku masuk ke dalam
surga dan ternyata di dalamnya bertahtakan mutiara dan
debunya terbuat dari misik." (HR al-Bukhari dan
Muslim)
Dan di dalam riwayat lain dari Ibnu Umar radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
"Sesungguhnya salah seorang di antara kalian apabila
mati maka akan diperlihatkan kepadanya tempat
kembalinya setiap pagi dan sore. Kalau diperlihatkan
bahwa dia termasuk penghuni neraka, maka dia akan
menjadi penghuni neraka. Dan Jika diperlihatkan
sebagai penghuni surga, maka dia akan menjadi penghuni
surga. Lalu dikatakan, "Inilah tempatmu hingga Allah
membangkitkanmu pada hari Kiamat." (HR al-Bukhari dan
Muslim)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat dan hadits yang
menunjukkan bahwa surga adalah makhluk Allah subhanahu
wata’ala yang telah diciptakan, sebagaimana pula
dengan neraka. Maka orang yang menyelisihi keyakinan
ini adalah termasuk ahli bid'ah, seperti mu'tazilah
yang mengatakan bahwa surga belum diciptakan, tetapi
baru diciptkan pada hari Kiamat kelak.
Pintu-Pintu Surga
Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa
ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila
mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah
terbuka dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya, "Kesejahteraan (dilimpahkan)
atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini,
sedang kamu kekal di dalamnya" (QS. Az-Zumar:73)
Di dalam ayat ini Allah subhanahu wata’ala menyebutkan
bahwa surga memiliki pintu-pintu, sebagaimana juga
neraka. Dan pintu-pintu surga apabila nanti telah
terbuka, maka akan terus dibiarkan terbuka tidak
sebagaimana pintu neraka, ia akan ditutup rapat sebab
neraka merupakan penjara. Allah subhanahu wata’ala
berfirman, artinya,
“Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya
bagi orang-orang yang bertaqwa benar-benar
(disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) surga
'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka.” (QS.
38:49-50)
Adapun neraka, maka tidak demikian, sebagaimana firman
Allah subhanahu wata’ala,
“(Yaitu) api (disediakan) Allah yang dinyalakan, yang
(naik) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup
rapat atas mereka.” (QS. 104:6-8)
Rahasia di balik terbukanya pintu surga bagi para
penghuninya adalah karena mereka dapat mondar-mandir,
datang dan pergi ke mana saja sesuka mereka. Dan yang
ke dua adalah karena malaikat masuk ke dalam surga
setiap waktu dengan penuh sikap lembut dan ramah. Ini
menunjukkan bahwa surga merupakan tempat aman dan
kedamaian yang tidak butuh untuk dikunci (ditutup)
pintunya.
Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
"Di dalam surga terdapat delapan pintu, salah satunya
sebuah pintu yang disebut dengan "ar-Rayyan". Tidak
memasuki pintu tersebut kecuali orang-orang yang
berpuasa."
Di Manakah Surga Berada?
Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu
(dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
(yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga
tempat tinggal." (QS. 53:13-15)
Ayat ini menunjukkan bahwa surga itu berada di atas
langit, karena Sidratil Muntaha berada di atas langit.
Dan juga firman Allah subhanahu wata’ala, artinya,
“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan
terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.” (QS.
51:22)
Imam Mujahid berkata, "Yang dimaksudkan adalah surga."
Dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu juga berkata, "
Surga itu berada di atas langit yang ke tujuh."
Kunci Surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Kunci Surga adalah persaksian tiada ilah yang berhak
disembah kecuali Allah." (HR Ahmad 5/242). Dikatakan
kepada Wahb bin Munabbih, "Bukankah kunci surga itu
adalah kalimat la ilaha illallah? Maka dia menjawab, "
Ya, akan tetapi tiadalah suatu kunci itu kecuali dia
mempunyai gigi-gigi. Jika engkau datang dengan kunci
yang bergigi, maka surga akan terbuka, jika tidak,
maka tidak akan terbuka. Beliau memaksudkan dengan
gigi di sini adalah rukun-rukun Islam.
Jalan Menuju Surga
Jalan menuju surga telah disepakati oleh para rasul
dari awal hingga akhir hanyakah satu. Sedangkan jalan
ke neraka amatlah banyak tidak terhitung. Oleh karena
itu Allah subhanahu wata’ala menyebutkan bahwa jalan
yang lurus itu hanyalah satu dan menyebutkan jalan
kesesatan adalah banyak. Allah subhanahu wata’ala
berfirman, artinya,
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku
yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu
mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan
itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertaqwa." (QS. Al an'am 153)
Dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuatkan
kami sebuah garis lurus lalu bersabda, "Ini adalah
jalan Allah". Kemudian beliau membuat banyak garis di
sebelah kanan dan kirinya lalu bersabda, "Ini adalah
jalan-jalan, dan pada setiap jalan itu terdapat syetan
yang menyeru ke sana." Lalu beliau membacakan ayat
tersebut di atas.
Tingkatan Surga
Surga memiliki tingkatan-tingkatan, sebagaimana firman
Allah subhanahu wata’ala, artinya,
”(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi
Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka
kerjakan.” (QS. 3:163)
Itulah orang-orang yang beriman dengan
sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa
derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta
rejeki (nikmat) yang mulia.” (QS. 8:4)
Tingkatan surga tertinggi adalah surga Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu "Al Wasilah"
sebagaimana dalam hadits riwayat imam Muslim dari Amr
bin al-Ash radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Apabila kalian mendengar muadzin (sedang adzan) maka
ucapkanlah seperti yang dia ucapkan kemudian
bershalawatlah kepadaku, karena barangsiapa yang
bershalawat kepadaku satu kali maka Allah akan
bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintalah
untukku Al-Wasilah, Karena ia merupakan kedudukan di
surga yang tidak layak kecuali hanya untuk seorang
hamba saja dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap
orang itu adalah aku. Barangsiapa yang meminta untukku
al-Wasilah maka dia berhak mendapatkan syafa'atku.”
(HR. Muslim).
Nama-nama Surga
Surga biasanya disebut dengan Jannah, dan inilah nama
yang umun digunakan untuk menyebut tempat ini dan
segala yang terdapat di dalamnya berupa kenikmatan,
kelezatan, kemewahan, dan kebahagiaan. Nama-nama lain
dari Surga di antaranya yaitu:
1. Darus Salam
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, artinya,
“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi
Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan
amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.” (QS.
6:127)
Surga adalah Darussalam (negri keselamatan) dari
segala musibah, kecelakaan, dan segala hal yang tidak
disukai, dan dia merupakan negri Allah subhanahu
wata’ala, diambil dari nama Allah “as-Salam”. Allah
subhanahu wata’ala pun mengucapkan salam atas mereka,
“Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan
memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka
dikatakan), "Salam", sebagai ucapan selamat dari Rabb
Yang Maha Penyayang.” (QS. 36:57-58)
2. Jannatu 'adn
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, artinya,
(Yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya
bersama-sama dengan orang-orang yang sholeh dari
bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya,
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka
dari semua pintu, (sambil mengucapkan), "Salamun
'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat
kesudahan itu.” (QS. 13:23-24)
3. Jannatul Khuld
Karena penduduknya kekal di dalamnya dan tidak akan
berpindah ke alam (tempat) lain. Allah subhanahu
wata’ala berfirman, artinya,
”Katakanlah, "Apakah (azab) yang demikian itu yang
baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada
orang- orang yang bertaqwa?" Surga itu menjadi balasan
dan tempat kembali bagi mereka.” (QS. Al-Furqan:15)
4. Darul Muqamah
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, artinya,
“Dan mereka berkata:"Segala puji bagi Allah yang telah
menghilangkan duka cita dari kami.Sesungguhnya Rabb
kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga)
dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah
dan tiada pula merasa lesu". (QS. 35:34-35)
5. Jannatul Ma'wa, al-Ma’wa artinya adalah tempat
menetap sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala
dalam surat an-Najm di atas. Disebut demikian karena
surga merupakan tempat menetapnya orang-orang mukmin
6. Jannatun Na'im
7. Al Muqamul Amin
Sumber: Buku “Biladul Afrah”, Sulaiman bin Shalih
al-Khurasyi, Gambaran surga secara ringkas dari kitab
“Hadil Arwah” Imam Ibnul Qayyim.
sumber : www.alsofwah.or.id
Selengkapnya...
Wanita Calon Penghuni Surga (1)
Ketika Baginda Rasul SAW mengatakan Penghuni Neraka kelak lebih banyak kaum wanita. maka salah satu sahabat bertanya, ya Rasulullah Apakah mereka tidak gemar beribadah kepada Allah bukan jawab rasulullah SAW, lalu kenapa ?
Mereka bahkan lebih taat menjalankan Sholat, puasa dan hadir dalam majlis ta'lim tapi mereka tidak bisa menjaga kehormatan suaminya.
Diantaranya :
1. Mengeluhkan uang belanja yang diberikan suaminya ( tidak mensyukurinya )
2. Menceritakan kekurangan suaminya ( tidurnya mendengkur dan lain sebagainya )
3. Tidak dapat menjaga harta suaminya
Dalam hadits lain disebutkan :
1. Ya Rasulullah siapakah yang berhak atas diriku tanya seorang muslimah? Suamimu, lalu siapa lagi Ibumu jawab Rasulullah
2. Rasulullah bersabda " Seandainya Allah Mengizinkan Manusia menyembah manusia Maka aku suruh seorang istri menyembah suaminya.
Lalu siapakah wanita penghuni syurga ?
1. Wanita yang menegakkan Sholat
2. Wanita yang menjalankan Puasa dibulan Ramadhan
3. Wanita yang menjaga kehormatan dirinya ( diantaranya menutup aurat )
4. Patuh pada suami, dan suaminya ikhlas kepadanya
(sumber ; Edi S. Kurniawan, Muhammad Haryadi, e-mail : Riyadi_albatawy@yahoo.co.id)
Selengkapnya...
Jumat, 27 Februari 2009
Muqqodimah

Segala puji bagi Allah raja di raja pengusaha langit dan bumi. tidak lupa sholawat salam bagi nabi besar Muhammad SAW. Blog ini adalah link atau cabang dari racha81/gitar ijo yang khusus menerbitkan tentang permasalahan / artikel keislaman. dan saya minta do'a dan kerjasamanya bagi pengunjung Blog ini.
semoga bermanfaat
Selengkapnya...





